Faktor Pemicu/Penyebab Tawuran Warga Dalam Masyarakat Indonesia
iklan 1
Perkelahian atau tawuran antar warga masyarakat di negara kita memang menjadi hal yang biasa kita ketahui dari banyak sekali media massa. Maklum saja jumlah warga negara Indonesia memang sangat banyak sekali jumlahnya, sehingga memungkinkan banyak terjadi masalah tawuran. Tawuran tidak hanya terjadi antar warga saja, namun juga antar sekolah, antar kampus, antar fakultas, antar genk, dan lain-lain. Ada banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya tewuran warga yang harus kita waspadai bersama-sama.
Beberapa Faktor Pemicu / Penyebab Tawuran Warga dalam Masyarakat Indonesia :
1. Faktor Miskin dan Bodoh
Orang yang kurang pandai dan miskin mungkin akan lebih punya banyak waktu luang di dalam kehidupannya sehari-hari dan juga lebih gampang terprovokasi untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang kurang pandai pula. Jika orang miskin dan kurang pandai dimusnahkan dengan cara-cara yang baik maka kemungkinan besar tidak akan terjadi lagi tawuran warga dalam skala besar alasannya ialah orang yang kaya dan cerdas lebih malas untuk melaksanakan hal-hal kurang pandai yang dapat merugikan dirinya sendiri. Hanya orang kaya dan cerdas yang memang jahat-jahat saja dan yang dipaksa ikut saja yang mau laga untuk menuntaskan masalah.
2. Faktor Penegakan Hukum yang Lemah
Jika orang-orang yang terbukti terlibat sebagai provokator tawuran warga dibuang ke afrika dan dicabut kewarganegaraannya maka orang-orang akan kapok untuk menjadi provokator agresi makar di dalam masyarakat Indonesia. Bagi yang ikut tawuran dikenai eksekusi isolasi ke kawasan pedalaman papua maka ke depannya bisa-bisa provokator tawuran warga dihajar duluan oleh teman-temannya sendiri alasannya ialah dapat mencelakakan orang lain akhir tindakan hasutnya tersebut.
3. Tingkat Pengangguran yang Tinggi (Termasuk Pengangguran Terselubung)
Warga yang ikut tawuran mungkin tidak punya banyak kesibukan sehingga lebih banyak bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Jika pergaulannya tidak benar maka akan terpupuk suatu pemahaman bahwa sahabat harus dibela baik benar maupun salah atas nama solidaritas atau kesetiakawanan. Jika orang-orang diberikan pekerjaan menyibukkan yang layak dengan penghasilan yang besar tentu akan mengurangi waktu bergaul masyarakat dan terlalu lelah untuk ikut-ikutan tawuran yang tidak jelas.
4. Kurangnya Pemahaman Ajaran Agama yang Baik dan Benar
Negara harus dapat membina mental dan spiritual warga negaranya sesuai dengan fatwa agama yang kepercayaannya masing-masing. Jika ada agama atau kepercayaan yang tidak baik maka segera tidak boleh alasannya ialah dapat meresahkan dan mengganggu ketentraman dan kedamaian kehidupan antar umat beragama di Indonesia. Setiap warga harus diupayakan peningkatan iman dan takwanya sehingga mempunyai rasa takut kepada Allah SWT, bukan takut kepada abdnegara kepolisian, tni dan setan jin (hantu) beserta pengikut-pengikutnya dari golongan manusia.
5. Tidak Ada Pemisahan Generasi Muda dengan Generasi Tua yang Sudah Rusak
Pemerintah harus berani mengambil alih generasi muda yang tinggal di lingkungan yang sudah rusak tatanan sopan santun perilakunya. Anak-anak segera diamankan dengan disekolahkan dan diasramakan di lingkungan yang baik tanpa boleh kembali ke lingkungan orangtuanya, kecuali dijenguk. Terlalu berbahaya kalau bawah umur yang masih polos tersebut berada di lingkungan yang parah kondisi sosial kemasyarakatannya.
---
Dengan melaksanakan banyak sekali perbaikan di segala bidang kehidupan maka diperlukan kasus-kasus tawuran antar warga masyarakat tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Sungguh amat disayangkan kalau ada yang mati terbunuh dan cacat permanen hanya gara-gara duduk kasus sepele yang gagal diselesaikan secara kekeluargaan dengan musyawarah mufakat. Kekerasan dalam bentuk apa pun jangan dibiarkan alasannya ialah dapat berdampak jelek bagi banyak orang di lingkungan sekitarnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua, terima kasih. iklan 2
Beberapa Faktor Pemicu / Penyebab Tawuran Warga dalam Masyarakat Indonesia :
1. Faktor Miskin dan Bodoh
Orang yang kurang pandai dan miskin mungkin akan lebih punya banyak waktu luang di dalam kehidupannya sehari-hari dan juga lebih gampang terprovokasi untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang kurang pandai pula. Jika orang miskin dan kurang pandai dimusnahkan dengan cara-cara yang baik maka kemungkinan besar tidak akan terjadi lagi tawuran warga dalam skala besar alasannya ialah orang yang kaya dan cerdas lebih malas untuk melaksanakan hal-hal kurang pandai yang dapat merugikan dirinya sendiri. Hanya orang kaya dan cerdas yang memang jahat-jahat saja dan yang dipaksa ikut saja yang mau laga untuk menuntaskan masalah.
2. Faktor Penegakan Hukum yang Lemah
Jika orang-orang yang terbukti terlibat sebagai provokator tawuran warga dibuang ke afrika dan dicabut kewarganegaraannya maka orang-orang akan kapok untuk menjadi provokator agresi makar di dalam masyarakat Indonesia. Bagi yang ikut tawuran dikenai eksekusi isolasi ke kawasan pedalaman papua maka ke depannya bisa-bisa provokator tawuran warga dihajar duluan oleh teman-temannya sendiri alasannya ialah dapat mencelakakan orang lain akhir tindakan hasutnya tersebut.
3. Tingkat Pengangguran yang Tinggi (Termasuk Pengangguran Terselubung)
Warga yang ikut tawuran mungkin tidak punya banyak kesibukan sehingga lebih banyak bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Jika pergaulannya tidak benar maka akan terpupuk suatu pemahaman bahwa sahabat harus dibela baik benar maupun salah atas nama solidaritas atau kesetiakawanan. Jika orang-orang diberikan pekerjaan menyibukkan yang layak dengan penghasilan yang besar tentu akan mengurangi waktu bergaul masyarakat dan terlalu lelah untuk ikut-ikutan tawuran yang tidak jelas.
4. Kurangnya Pemahaman Ajaran Agama yang Baik dan Benar
Negara harus dapat membina mental dan spiritual warga negaranya sesuai dengan fatwa agama yang kepercayaannya masing-masing. Jika ada agama atau kepercayaan yang tidak baik maka segera tidak boleh alasannya ialah dapat meresahkan dan mengganggu ketentraman dan kedamaian kehidupan antar umat beragama di Indonesia. Setiap warga harus diupayakan peningkatan iman dan takwanya sehingga mempunyai rasa takut kepada Allah SWT, bukan takut kepada abdnegara kepolisian, tni dan setan jin (hantu) beserta pengikut-pengikutnya dari golongan manusia.
5. Tidak Ada Pemisahan Generasi Muda dengan Generasi Tua yang Sudah Rusak
Pemerintah harus berani mengambil alih generasi muda yang tinggal di lingkungan yang sudah rusak tatanan sopan santun perilakunya. Anak-anak segera diamankan dengan disekolahkan dan diasramakan di lingkungan yang baik tanpa boleh kembali ke lingkungan orangtuanya, kecuali dijenguk. Terlalu berbahaya kalau bawah umur yang masih polos tersebut berada di lingkungan yang parah kondisi sosial kemasyarakatannya.
---
Dengan melaksanakan banyak sekali perbaikan di segala bidang kehidupan maka diperlukan kasus-kasus tawuran antar warga masyarakat tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Sungguh amat disayangkan kalau ada yang mati terbunuh dan cacat permanen hanya gara-gara duduk kasus sepele yang gagal diselesaikan secara kekeluargaan dengan musyawarah mufakat. Kekerasan dalam bentuk apa pun jangan dibiarkan alasannya ialah dapat berdampak jelek bagi banyak orang di lingkungan sekitarnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua, terima kasih. iklan 2